Kotak saran dan kritik Mau protes Kotak saran Keluhan masyarakat Layanan masyarakat
ketik langsung disini

Blog Komunitas Cari Jodoh Setia Mau cari teman Cari tempat curhat Mau Jadi calon model

Mau kritik buyway tulis disini -> Bagaimana Pelayanan Busway
..<< More Info >>..

Wednesday 26 February 2014

Komentar: Pelayanan Petugas Pembelian Tiket di Halte Dispenda (Samsat Barat)

Judul*: Pelayanan Petugas Pembelian Tiket di Halte Dispenda (Samsat Barat)

Komentar*: Ass. Wr. Wb
Mohon maaf sebelumnya, saya akan memberikan sedikit kritikan untuk pelayanan
Transjakarta :
1. Untuk halte Dispenda (Samsat Barat) pembatas (batu besar) yang
menghalangi untuk pemotor bisa masuk melewati halte Samsat Barat digeser
entah oleh orang di kampung tersebut atau siapa. Mohon untuk dibetulkan
lagi, karena jika ada pemotor masuk sangat mengganggu bagi pejalan kaki.
Bahkan yang lebih berhak (pejalan kaki) kalah, tidak mendapat tempat untuk
berjalan.

2. Kira-kira sampai kapan Halte Dispenda (Samsat Barat) bisa digunakan untuk
menurunkan penumpang, misalkan membutuhkan renovasi halte, untuk sementara
diturunkan disitu tidak apa-apa kok asalkan turunnya hati-hati. Karena
dilihat itu juga tidak terlalu jauh jarak mobil dengan jarak halte. Daripada
setiap pagi penumpang menumpuk di Halte Jembatan Baru hanya untuk balik lagi
ke Halte Dispenda (Samsat Barat).

3. Untuk pelayanan bagian penjualan tiket Transjakarta yang di loket (saya
kurang tahu istilahnya kasir atau apa) mohon untuk diajarkan sopan santun,
keramahan, dan pelayanan yang bagus untuk penumpang. Saya sama sekali tidak
nyaman dan tidak suka dengan petugas wanita di Halte Dispenda (Samsat Barat)
yang namanya saya tidak tahu (badannya besar, gendut dan memakai jilbab,
sepertinya hanya 1 orang saja wanita yang berbadan gendut memakai jilbab
pada halte tersebut). Tidak ada ramahnya sama sekali, tidak ramah tidak
apa-apa asalkan masih punya etika. Berikut ini ketidaknyamanan saya terhadap
wanita tersebut :

- Suatu hari saya membeli 1 (satu) tiket dengan uang Rp100.000,- yang
harusnya dikembalikan Rp96.500,- hanya dikembalikan Rp91.500,- (kurang
Rp5.000,-). Hal ini sama sekali tidak masalah untuk saya karena saya
mengecek kembalian setelah saya sudah masuk halte, dan saya berpikir mungkin
dia tidak sengaja. Ini hanya sekedar untuk pemberitahuan saja.

- Suatu hari saya membeli tiket, dia sedang bertelpon tanpa melihat
sedikitpun ke arah pembeli tiket. Saya memberikan uang Rp10.000,- di loket,
karena ada kipas angin atau angin dari luar jadi uang tersebut agak kedorong
ke arah dia. Sambil bertelpon dia mengatai saya "biasa aja dong mba, g
usah dilempar gitu uangnya" . Saya bilang bukanya dilempar tapi memang
kebawa angin. Tapi sedikitpun dia tidak merasa bersalah. Padahal jelas-jelas
dia yang salah tidak memperhatikan ke arah pembeli.

- Suatu hari saya membeli tiket, uang kembalian dan tiketnya diletakkan saja
di meja loket itu dengan tidak sopan (kasar). Misalkan diletakkan saja tidak
dengan raut muka kesal bagi saya tidak ada masalah. Dan itu terus berlanjut
setiap saya membeli tiket, entah hanya dengan saya atau dengan yang lain
juga seperti itu. Apesnya saya selalu dia yang bertugas sore, jam pulang
kantor. Hanya beberapa kali yang bertugas yang lain.
- Baru kemarin Hari Rabu, Tanggal 26 Februari 2014 seperti biasa saya
membeli tiket petugasnya dia lagi. Seperti biasa pula dia melayani dengan
muka judes dan tidak ada ramahnya sama sekali. Saya memberikan uang
Rp20.000,-, tapi aneh yang diberikan ke saya hanya kembaliannya saja,
tiketnya tidak diberikan. Karena saya menunggu dia menyerahkan tiket ke
saya, saya tidak ambil dulu uang kembalian tersebut. Karena saya juga sudah
menyimpan kekesalan terhadap pelayanan dia, saya tatap mukanya berharap dia
mengerti apa yang saya maksud, yaitu menunggu diberikan tiket. Karena posisi
pada sore itu yang mesin yang ditempel kartu untuk penumpang masuk halte itu
tidak ada yang jaga, ada sih laki-laki 1(satu) orang, tapi entah laki-laki
itu petugas disitu atau bukan saya kurang tahu. Yang jelas pas sore itu di
mesin itu tidak ada yang jaga, dan sering terjadi hari-hari sebelumnya,
sehingga penumpang disuruh masuk melalui puteran yang untuk arah keluar
dengan cara diputar ke arah sebaliknya (mohon maaf istilahnya saya kurang
tahu).
Dan akhirnya dia memberikan tiket itu dengan merobeknya di tempat, tanpa
membukakan puteran yang untuk masuk dan menempelkan kartu ke mesin. Hal ini
tidak masalah untuk saya mau dibukakan pintu atau tidak yang penting saya
bisa masuk halte. Cuma janggal aja kok bisa seperti itu.
Dan yang membuat saya kesal setelah teman laki-laki itu mendekati dia
(kasir cewe itu), si cewe bilang ke laki-laki itu "songong banget tuh
orang". Posisi saya akan masuk ke halte dia bilang seperti itu, sampai
teman laki-laki itu melihat ke arah saya.

Saya mohon untuk Bapak/Ibu Pimpinan memberikan teguran bagi petugas
tersebut. Karena sangat membuat tidak nyaman. Iya kalau yang dilayani
seperti itu hanya saya, jika dia memberikan pelayanan untuk semua penumpang
dengan cara seperti itu bagaimana ???

## mudah-mudahan Petugas Loket Pembelian Tiket Transjakarta (wanita yang
badannya besar memakai jilbab) di Halte Dispenda (Samsat Barat) membaca
kritikan saya ini, dan sadar dengan sendirinya ##

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Semoga menjadi masukan dan
perbaikan untuk kedepannya.

Was. Wr. Wb

Nama: Reni

Alamat/ telp/email/YM: reni.ernawati9@gmail.com

Kode z51:

0 = = KOMENTAR**:


Design by | Real 3 columns Template